Om Swastiastu
Wacana Maha Guru Sri Nara Dirijin 10 April 2009
Asram Bahma Santhi
Peran Tuhan Di jaman Detik-Detik Kali Yuga
Para bakti sekalian…!
Pada hari ini begitu telah engkau lakukan pemujaan di tempat
ini, di asram bahma santhi ini.
“Guru akan memberikan peringatan kepada kalian semua..!”
“Para bakta….!”
Pada hari ini dan selanjutnya adalah detik-detik
puncaknya kali yuga. Oleh sebab itu pertajamlah baktimu.
Bagi para ibu-ibu, para pemuja dirimu harus bertanggung
jawab penuh terhadap keluargamu.
“Belajarlah
mengendalikan diri”
“Jagalah
anak-anak dan keluargamu dengan doa, cinta kasihmu”
“Jagalah
keluargamu dengan memberikan makanan-makanan yang satwikan”
Karena semuanya itu akan berpengaruh terhadap kehidupan
keluargamu. Pada detik-detik kali yuga ini, hal-hal tersebut untuk membedakan
mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar, mana yang salah.
Jiwa-jiwa manusia telah dalam kebingungan, karena kekuatan alam bawah telah
bangkit seperti saat ini, menyatu pada pikiran umat manusia. Pilih-pilihlah
engkau berteman, agar dirimu tidak di
seret oleh arus kekuatan maya kekuatan alam semesta yang begitu kejam.
Para bakti sekalian hilangkanlah rasa kecemburuanmu,
seperti menyatu diantara sesamamu, diantara keluargamu, jadilah keluarga yang
rukun. Bagi para bakti yang baik, dia akan selalu melakukan perintah gurunya. Perintah
guru yang paling utama pada detik-detik ini, jagalah kerukunan di dalam hidup
berumah tangga, karena aktivitas pemujaannya yang telah rukun, damai, selalu
membaur, gembira, dan tersenyum. Bila kriteria itu tidak engkau laksanakan berarti
dirimu tidak melaksanakan perintah gurumu.
Perintah guru amatlah mulia karena aku telah
mempertimbangkan segala-galanya untuk keselamatan, kebahagiaan, dan masadepan
hidupmu serta keluargamu. Angkatlah baktimu tinggi-tinggi karena bakti itu akan
mengantarkan hidupmu mencapai kedamaian mencapai ketenangan di dalam
kegelisahan hidup ini.
Bakti yang tinggi adalah bakti yang didasari oleh
kekuatan dorongan jiwa yang paling dalam tanpa memperhitungkan hakekat, tanpa
memperhitungkan kekuatan, tanpa memperhitungkan segala-galanya. Artinya bakti
itu adalah bakti tanpa motif. Bakti yang dilakukan dengan sungguh-sungguh
dengan tulus dan iklas, tanpa melihat siapa di sampingmu , apa yang dilakukan
oleh orang lain. Lakukanlah dan tunjukanlah bakti sesuai dengan pengertian dan
kesadaran mu, itulah bakti yang benar. Sejauh mana engkau telah memiliki suatu
kesadaran tentang bakti itu. itulah jalan yang paling mulia pada detik-detik
kali yuga ini.
Detik-detik puncak kali yuga ini;
“Akan menuntut semua yang diambil,”
“Akan diambila semua yang telah di minta”
“Ingat itu…!”
“Akan diambila semua yang telah
diminta dan akan di tuntut semua yang telah engkau ambil”.
Artinya pada detik-detik kali yuga ini adalah proses
penciptaan kembali para bakti sekalian. Proses-proses penciptaan kembali ini,
adalah amat mengerikan bagi yang tidak menyadari proses itu.
Bagi para pemuja yang telah menyadari proses penciptaan,
apapun yang terjadi engkau akan selalu memasrahkan kepada tuhan dan kebesaran
tuhan. Ketika ada orang yang tidak menyadari proses penciptaan itu, yang
terjadi, akan selalu merasa mengancam jiwanya, mengancam keselamatan hidupnya, dan
mengancam apa yang dia miliki, harta material yang dia miliki. Begitulah kehidupan
di jaman detik-detik kali yuga ini.
Apabila kekuatan kesempurnaan Ludra datang turun menggetarkan
alam semesta ini. Inilah suatu kekuatan yang amat mengerikan dan menakutkan
para bakti sekalian. Jiwamu, jiwa-jiwa pemuja yang kecil tidak akan sanggup untuk
menyaksikan kehidupan ini. Hanya jiwa-jiwa yang mulia, dan jiwa-jiwa yang
besarlah yang akan sebagai penyelamat dan penikmat apapun yang terjadi di dunia
ini.
Kemahakuasaan Ludra itu amatlah mengerikan dan menakutkan
para bakti sekalian. Tetapi kekuatan yang menakutkan dan mengerikan ini akan
tampak indah dan cantik bagi dirimu sebagai pemuja. Betapapu bengisnya harimau
tetapi apa bila dirimu yang memeliharanya harimau itu akan kelihatan indah dan harimau
itu amatlah menakutkan bagi orang yang tidak memeliharanya. Begitulah yang aku
ibaratkan kekuatan Ludra ini. Kekuatan Ludra tidak lama lagi akan mendekati planet
bumi ini para bakti sekalian
“Yang keras akan menjadi lunak”
“Yang membeku akan mencair”
“Dari yang mencair akan melenyap”
“Yang muncul akan tenggelam dan
Yang tengelam akan tiada”
Kekuatan proses penciptaan ini adalah kekuatan yang
mahakuasa, adalah kekuatan yang begitu mulia. Karena masa depan akan datang
dengan penuh kedamaian dan keindahan. Dirimulah kerap akan tau detik itu,
menjadi tau betapa indahnya proses itu, bagi yang tidak pernah menyaksikan hal
itu. Itu akan nampak dengan jelas bahwa kekuatan itu memiliki dan mengambil
suatu pengetahuan yang amat khusus dan mahal para bakti sekalian.
Bersyukurlah engkau lahir di jaman kali yuga ini karena
engkau menyaksikan beraneka ragam aktivitas kehidupan.
“Engkau
menyaksikan proses kematian tanpa sebab,”
“Engkau
menyaksikan air laut begitu ganas menerjang kedaratan,”
“Engkau menyaksikan gunung-gunung semua menunjukan kemahakuasaanya,”
“Engkau menyaksikan Bramasta berkobaran membakar seluruh isi alam semesta
ini betapa indahnya semua itu para bakti sekalian”.
Bila engkau lahir di jaman keemasan engkau tidak akan menyaksikan
kejadian yang indahan ini.
“Engkau
adalah pemuja yang baik”
“Engkau
adalah pemuja yang dirahmati dan diberkati”
“Sehingga
di saat terjadi proses-proses detik kali yuga ini”
“Engkau
masih bisa dengan baik memuja Tuhan”
Walaupun engkau merasa kekurangan segala sesuatu,
kekurangan pengetahuan kekurangan material tetapi engkau selalu ingat ke pada Tuhan.
Oleh sebab itulah aku memberikan dan memberi tahu dirimu tentang rahasia detik-detik
kali yuga ini.
Di jaman kali yuga ini yang tidak pernah terjadi di jaman
ke emasan, matahari begitu indahnya memancarkan cahayanya begeser kekiri dan ke
kanan, itu adalah di jaman kali yuga. Bintang-bintang berekor berlabet-labet
berbenturan yang begitu indah bagaikan kita memainkan bola-bola yang selalu
berbenturan dengan yang lainya semua benturan-benturan beraturan tata-tata
surya itu, kelihatan begitu indah dan cantik bagaikan kita memainkan kembang-kembang
api, diantara anak-anak kita. Alangkah mulianya kemaha kuasaan tuhan.
“Tuhan
menunjukan kekuasaanya”
“Tuhan
menunjukan kebesarannya”
“Engkau
saksikan semua itu”
“Engkau
adalah pemuja yang baik para bakti sekaliaan”
Para bakti sekalian kekuatan panca maha buta di dunia ini,
engkau bisa lihat dengan jelas para bakti sekalian, betapa indahnya semua itu.
Aku yang tidak pernah engkau lihat, yang mampu
menghancurkan pohon-pohon yang besar, yang mampu menhancurkan bangunan-banguna
yang begitu kuat dan di yakini oleh manusia. Apakah kekuatan panca maha buta
ini tidak indah para bakti sekalian? Aku senang sekali melakukan semua itu aku
bermain di alam semesta ini agar engkau mengetahui kekuatan itu.
Engkau tidak akan pernah membayangkan kekuatan air,
kekuatan apah, yang mampu menenggelamkan
hasil karya manusia yang di banggakan oleh manusia seperti kapal-kapal yang
terbang, betapa bangganya manusia dengan pengetahuannya dia mampu menciptakan
dan mengangkut begitu banyak manusia. Tetapi panca maha buta dari unsur apah
air itu dengan mudah membalikkan dan menengelamkannya. Alangakah hebatnya kekuasaan tuhan. Air bisa
menengelamkan, air yang begitu lembut, air yang begitu indah, air yang begitu
sejuk, yang mampu merawat hidup, dan memberikan hidup di dunia ini, suatau
ketika dia memiliki suatu kekuatan yang begitu besar yang tidak pernah disangka
oleh umat manusia.
Bagaimana para bakti sekalian?
“Aku
menceritakan tugasku…!”
“Aku menceritakan
keindahan dan tugas-tugasku di dunia ini..!”
“Apakah
para pemuja tertarik akan kerja-kerja itu…!”
“Pernahkah
engkau membayangkan..!”
Gunung yang begitu
menjulang tinggi, yang di tumbuhi oleh pohon-pohon, yang sejuk dan banyak
binatang, pada saat tertentu nampak engkau pernah menyalakan api disana
memuntahkan api yang ganasnya luar biasa, lebih panas dari pada api yang engkau
nyalakan, dari mana datangnya itu..?.
“Aku
senang sekali melakukannya para bakti sekalian…!”
“Aku
senang sekali melakukannya para bakti sekalian…!”
Semoga kalian semua berbahagia, dan senang mendengarkan
apa yang aku katakan pada hari ini.
“Aku
membagi kebahagiaan ku ke padamu”
“Aku
menceritrakan dengan indah”
“Aku
menceritakan kejadian ini”
Aku menceritakan permainan-permainan indah ku ini…!, Dalam
proses penciptaan ini semoga kalian semua bahagia, aku sangat bahagia para
bakti sekalian….!
“Begitulah
caraku untuk menjadikan dunia ini indah….!”
“Begitulah
caraku untuk mengatur tata surya ini
dengan baik”
Aku memunculkan cahaya dimana-mana, di malam yang gelap
yang tanpa sumber tanpa sebab
Senang
sekali,…!
Aku senang sekali..!,
Engkau melakukan pemujaan dengan mempersembahkan semua
yang datang dari diriku sendiri. Aku melihat ke semua itu..!, tindakan manusia
itu betapa lucunya tugas-tugas itu. Aku tersentuh melihat
persembahan-persembahan mu itu.
Betapa bangganya dirimu mempersembahkan persembahan yang
begitu indah menurutmu, membuat sesuatu yang begitu indah dan begitu besar, engkau
persembahkan dengan tulus kepadaku, kesemuanya itu ada pada diriku sendiri para
bakti sekalian.
Semuanya itu pada diriku sendiri, engkau mengingat semua
itu, ya tuhan aku persembahkan persembahan ini kepada mu, aku tersenyum aku terpana
dengan kerinduanmu lakukanlah selalu itu aku senang para bakti sekalian
Semakin banyak engkau mampu melakukan suatu persembahan,
menunjuk semua ciptaan ku itu menjadi
milik mu, berarti dirimu juga merasa memiliki alam semesta ini, berarti dirimu
juga ikut menyatu dengan diriku sendiri, sama dengan mengikatku para bakti sekalian.
“Engkau menyayikan lagu-lagu pujaan yang begitu indah tentang nama-namaku”
“Engkau,
memanggil nama-namaku”
“Engkau
mengucapkan mantram-mantram suci”
Semuanya itu, yang engakau ucapkan itu aku sendiri yang
menyanyi di dalam hatimu. Engkau tidak sadari hal itu.
“Aku
sendiri yang menyanyi di dalam dirimu sendiri.!”
“Aku sendiri yang menciptakan pikiran mu, untuk menumbuhkan semuanya energy
suci itu”
“Lihatlah
didalam hati munak..!”
“Lihatlah
di dalam dirimu sendir,i kenapa engkau tidak menyadarinya”
“Kenapa
engkau tidak menyadarinya..!”
Aku selalu menghormati pemujaku…!, karena hanya
pemuja-pemujaku yang baiklah yang mampu menghukum, yang mampu mengikat hidupku
didalam dirimu sendiri. Engkau adalah paling besar, lebih besar dari pada diri
kusendiri karena aku ada di dalamnya
“Engkaulah
yang besar para bakti sekalian…!”
Janganlah engkau kecewa, janganlah engkau merasa kecil di
dunia ini. Kerena hanya dirimu yang mampu menjadikan diriku kecil di dalam diri
mu sendiri. Bila dirimu lebih kecil dari pada diri ku, tentu engkau ada di
dalam diriku sendiri, tetapi karena engkau adalah lebih besar dari pada diri ku,
maka aku ada didalam dirimu sendiri. Oleh sebab itu tolonglah jaga aku disana…!
“Berikanlah
aku tempat yang indah di dalam diri mu”
“Jangan
engkau meberikan sesuatu yang susah”
“Persembahkanlah apa yang mampu engkau lakukan yang paling hina dan paling
sederhana untuk diriku yang ada di dalam”
“Panca
indriamu adalah jalan untuk melakukan yadnya kepadaku….!”
“Engkau
memandang sesuatu yang indah aku bahagia didalam dirimu”
“Engkau bisa mendengarkan lagu-lagu suci, mendengarkan upanisad, aku senang
di dalam dirimu sendiri”
“Engkau mengucapkan kata-kata suci mengucapkan pengetahuan untuk orang lain
aku senang di dalam dirimu sendiri”
Tetapi aku gelisah, disaat dirimu tidak meyakini diriku, dan aku tidak senang apa bila engkau melihat sesuatu di dunia ini berbeda dengan dirimu, Aku merasa sedih dan kecewa di dalam dirimu…!, disaat engkau berpikir begitu menghina dan menghancurkan semua ciptaan ku, dan aku tidak senang disaat engkau membenci ciptaan ku.
Aku juga tidak senang...!, bila engkau membenci dan mengucilkan saudara-saudaramu yang lahir bersama-sama dengan dirimu sendiri. Tolong para bakti sekalian…!,
jangan kecilkan kemaha kuasaanku di dalam dirimu. Jangan engkau menghina diriku di dalam dirimu, dengan engkau melakukan tindakan yang bodoh seperti itu.
Para bakti sekalian engkau telah menemukan cara kerjaku.
Aku telah menyaksikan persembahan dan membagikan kebahagiaanku
pada hari ini, semoga kalian bahagia.
Lakukanlah pemujaan dengan baik
Lakukanlah secara terus menerus para bakti sekalian
Selamat nak…. selamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.