Jumat, 31 Mei 2013

Peran Tuhan Di jaman Detik-Detik Kali Yuga




Om Swastiastu
Wacana Maha Guru Sri Nara Dirijin 10 April  2009
Asram Bahma Santhi

Peran Tuhan Di jaman Detik-Detik Kali Yuga


Para bakti sekalian…!
Pada hari ini begitu telah engkau lakukan pemujaan di tempat ini, di asram bahma santhi ini.
“Guru akan memberikan peringatan kepada kalian semua..!”
“Para bakta….!”
Pada hari ini dan selanjutnya adalah detik-detik puncaknya kali yuga. Oleh sebab itu pertajamlah baktimu.
Bagi para ibu-ibu, para pemuja dirimu harus bertanggung jawab penuh terhadap keluargamu.
“Belajarlah mengendalikan diri”
“Jagalah anak-anak dan keluargamu dengan doa, cinta kasihmu”
“Jagalah keluargamu dengan memberikan makanan-makanan yang satwikan”
Karena semuanya itu akan berpengaruh terhadap kehidupan keluargamu. Pada detik-detik kali yuga ini, hal-hal tersebut untuk membedakan mana yang baik, mana yang buruk, mana yang benar, mana yang salah.
Jiwa-jiwa manusia telah dalam  kebingungan, karena kekuatan alam bawah telah bangkit seperti saat ini, menyatu pada pikiran umat manusia. Pilih-pilihlah engkau berteman,  agar dirimu tidak di seret oleh arus kekuatan maya kekuatan alam semesta yang begitu kejam.
Para bakti sekalian hilangkanlah rasa kecemburuanmu, seperti menyatu diantara sesamamu, diantara keluargamu, jadilah keluarga yang rukun. Bagi para bakti yang baik, dia akan selalu melakukan perintah gurunya. Perintah guru yang paling utama pada detik-detik ini, jagalah kerukunan di dalam hidup berumah tangga, karena aktivitas pemujaannya yang telah rukun, damai, selalu membaur, gembira, dan tersenyum. Bila kriteria itu tidak engkau laksanakan berarti dirimu tidak melaksanakan perintah gurumu.
Perintah guru amatlah mulia karena aku telah mempertimbangkan segala-galanya untuk keselamatan, kebahagiaan, dan masadepan hidupmu serta keluargamu. Angkatlah baktimu tinggi-tinggi karena bakti itu akan mengantarkan hidupmu mencapai kedamaian mencapai ketenangan di dalam kegelisahan hidup ini.
Bakti yang tinggi adalah bakti yang didasari oleh kekuatan dorongan jiwa yang paling dalam tanpa memperhitungkan hakekat, tanpa memperhitungkan kekuatan, tanpa memperhitungkan segala-galanya. Artinya bakti itu adalah bakti tanpa motif. Bakti yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan tulus dan iklas, tanpa melihat siapa di sampingmu , apa yang dilakukan oleh orang lain. Lakukanlah dan tunjukanlah bakti sesuai dengan pengertian dan kesadaran mu, itulah bakti yang benar. Sejauh mana engkau telah memiliki suatu kesadaran tentang bakti itu. itulah jalan yang paling mulia pada detik-detik kali yuga ini.
Detik-detik puncak kali yuga ini;
“Akan menuntut semua yang diambil,”
“Akan diambila semua yang telah di minta”
“Ingat itu…!”
“Akan diambila semua yang telah diminta dan akan di tuntut semua yang telah engkau ambil”.
Artinya pada detik-detik kali yuga ini adalah proses penciptaan kembali para bakti sekalian. Proses-proses penciptaan kembali ini, adalah amat mengerikan bagi yang tidak menyadari proses itu.
Bagi para pemuja yang telah menyadari proses penciptaan, apapun yang terjadi engkau akan selalu memasrahkan kepada tuhan dan kebesaran tuhan. Ketika ada orang yang tidak menyadari proses penciptaan itu, yang terjadi, akan selalu merasa mengancam jiwanya, mengancam keselamatan hidupnya, dan mengancam apa yang dia miliki, harta material yang dia miliki. Begitulah kehidupan di jaman detik-detik kali yuga ini.
Apabila kekuatan kesempurnaan Ludra datang turun menggetarkan alam semesta ini. Inilah suatu kekuatan yang amat mengerikan dan menakutkan para bakti sekalian. Jiwamu, jiwa-jiwa pemuja yang kecil tidak akan sanggup untuk menyaksikan kehidupan ini. Hanya jiwa-jiwa yang mulia, dan jiwa-jiwa yang besarlah yang akan sebagai penyelamat dan penikmat apapun yang terjadi di dunia ini.
Kemahakuasaan Ludra itu amatlah mengerikan dan menakutkan para bakti sekalian. Tetapi kekuatan yang menakutkan dan mengerikan ini akan tampak indah dan cantik bagi dirimu sebagai pemuja. Betapapu bengisnya harimau tetapi apa bila dirimu yang memeliharanya harimau itu akan kelihatan indah dan harimau itu amatlah menakutkan bagi orang yang tidak memeliharanya. Begitulah yang aku ibaratkan kekuatan Ludra ini. Kekuatan Ludra tidak lama lagi akan mendekati planet bumi ini para bakti sekalian
“Yang keras akan menjadi lunak”
“Yang membeku akan mencair”
“Dari yang mencair akan melenyap”
“Yang muncul akan tenggelam dan
Yang tengelam akan tiada”
Kekuatan proses penciptaan ini adalah kekuatan yang mahakuasa, adalah kekuatan yang begitu mulia. Karena masa depan akan datang dengan penuh kedamaian dan keindahan. Dirimulah kerap akan tau detik itu, menjadi tau betapa indahnya proses itu, bagi yang tidak pernah menyaksikan hal itu. Itu akan nampak dengan jelas bahwa kekuatan itu memiliki dan mengambil suatu pengetahuan yang amat khusus dan mahal para bakti sekalian.
Bersyukurlah engkau lahir di jaman kali yuga ini karena engkau menyaksikan beraneka ragam aktivitas kehidupan.
“Engkau menyaksikan proses kematian tanpa sebab,”
“Engkau menyaksikan air laut begitu ganas menerjang kedaratan,”
“Engkau menyaksikan gunung-gunung semua menunjukan kemahakuasaanya,”
“Engkau menyaksikan Bramasta berkobaran membakar seluruh isi alam semesta ini betapa indahnya semua itu para bakti sekalian”.
Bila engkau lahir di jaman keemasan engkau tidak akan menyaksikan kejadian yang indahan ini.
“Engkau adalah pemuja yang baik”
“Engkau adalah pemuja yang dirahmati dan diberkati”
“Sehingga di saat terjadi proses-proses detik kali yuga ini”
“Engkau masih bisa dengan baik memuja Tuhan”
Walaupun engkau merasa kekurangan segala sesuatu, kekurangan pengetahuan kekurangan material tetapi engkau selalu ingat ke pada Tuhan. Oleh sebab itulah aku memberikan dan memberi tahu dirimu tentang rahasia detik-detik kali yuga ini.
Di jaman kali yuga ini yang tidak pernah terjadi di jaman ke emasan, matahari begitu indahnya memancarkan cahayanya begeser kekiri dan ke kanan, itu adalah di jaman kali yuga. Bintang-bintang berekor berlabet-labet berbenturan yang begitu indah bagaikan kita memainkan bola-bola yang selalu berbenturan dengan yang lainya semua benturan-benturan beraturan tata-tata surya itu, kelihatan begitu indah dan cantik bagaikan kita memainkan kembang-kembang api, diantara anak-anak kita. Alangkah mulianya kemaha kuasaan tuhan.
“Tuhan menunjukan kekuasaanya”
“Tuhan menunjukan kebesarannya”
“Engkau saksikan semua itu”
“Engkau adalah pemuja yang baik para bakti sekaliaan”
Para bakti sekalian kekuatan panca maha buta di dunia ini, engkau bisa lihat dengan jelas para bakti sekalian, betapa indahnya semua itu.
Aku yang tidak pernah engkau lihat, yang mampu menghancurkan pohon-pohon yang besar, yang mampu menhancurkan bangunan-banguna yang begitu kuat dan di yakini oleh manusia. Apakah kekuatan panca maha buta ini tidak indah para bakti sekalian? Aku senang sekali melakukan semua itu aku bermain di alam semesta ini agar engkau mengetahui kekuatan itu.
Engkau tidak akan pernah membayangkan kekuatan air, kekuatan apah,  yang mampu menenggelamkan hasil karya manusia yang di banggakan oleh manusia seperti kapal-kapal yang terbang, betapa bangganya manusia dengan pengetahuannya dia mampu menciptakan dan mengangkut begitu banyak manusia. Tetapi panca maha buta dari unsur apah air itu dengan mudah membalikkan dan menengelamkannya. Alangakah  hebatnya kekuasaan tuhan. Air bisa menengelamkan, air yang begitu lembut, air yang begitu indah, air yang begitu sejuk, yang mampu merawat hidup, dan memberikan hidup di dunia ini, suatau ketika dia memiliki suatu kekuatan yang begitu besar yang tidak pernah disangka oleh umat manusia.

 Bagaimana para bakti sekalian?
“Aku menceritakan tugasku…!”
“Aku menceritakan keindahan dan tugas-tugasku di dunia ini..!”
“Apakah para pemuja tertarik akan kerja-kerja itu…!”
“Pernahkah engkau membayangkan..!”
 Gunung yang begitu menjulang tinggi, yang di tumbuhi oleh pohon-pohon, yang sejuk dan banyak binatang, pada saat tertentu nampak engkau pernah menyalakan api disana memuntahkan api yang ganasnya luar biasa, lebih panas dari pada api yang engkau nyalakan, dari mana datangnya itu..?.
“Aku senang sekali melakukannya para bakti sekalian…!”
“Aku senang sekali melakukannya para bakti sekalian…!”
Semoga kalian semua berbahagia, dan senang mendengarkan apa yang aku katakan pada hari ini.
“Aku membagi kebahagiaan ku ke padamu”
“Aku menceritrakan dengan indah”
“Aku menceritakan kejadian ini”
Aku menceritakan permainan-permainan indah ku ini…!, Dalam proses penciptaan ini semoga kalian semua bahagia, aku sangat bahagia para bakti sekalian….!
“Begitulah caraku untuk menjadikan dunia ini indah….!”
“Begitulah caraku untuk mengatur  tata surya ini dengan baik”
Aku memunculkan cahaya dimana-mana, di malam yang gelap yang tanpa sumber tanpa sebab
Senang sekali,…!
Aku senang sekali..!, 
Engkau melakukan pemujaan dengan mempersembahkan semua yang datang dari diriku sendiri. Aku melihat ke semua itu..!, tindakan manusia itu betapa lucunya tugas-tugas itu. Aku tersentuh melihat persembahan-persembahan mu itu.
Betapa bangganya dirimu mempersembahkan persembahan yang begitu indah menurutmu, membuat sesuatu yang begitu indah dan begitu besar, engkau persembahkan dengan tulus kepadaku, kesemuanya itu ada pada diriku sendiri para bakti sekalian.
Semuanya itu pada diriku sendiri, engkau mengingat semua itu, ya tuhan aku persembahkan persembahan ini kepada mu, aku tersenyum aku terpana dengan kerinduanmu lakukanlah selalu itu aku senang para bakti sekalian
Semakin banyak engkau mampu melakukan suatu persembahan, menunjuk  semua ciptaan ku itu menjadi milik mu, berarti dirimu juga merasa memiliki alam semesta ini, berarti dirimu juga ikut menyatu dengan diriku sendiri, sama dengan mengikatku para bakti sekalian. 
“Engkau menyayikan lagu-lagu pujaan yang begitu indah tentang nama-namaku”
“Engkau, memanggil nama-namaku”
“Engkau mengucapkan mantram-mantram suci”
Semuanya itu, yang engakau ucapkan itu aku sendiri yang menyanyi di dalam hatimu. Engkau tidak sadari hal itu. 
“Aku sendiri yang menyanyi di dalam dirimu sendiri.!”
“Aku sendiri yang menciptakan pikiran mu, untuk menumbuhkan semuanya energy suci itu”
“Lihatlah didalam hati munak..!”
“Lihatlah di dalam dirimu sendir,i kenapa engkau tidak menyadarinya”
“Kenapa engkau tidak menyadarinya..!”
Aku selalu menghormati pemujaku…!, karena hanya pemuja-pemujaku yang baiklah yang mampu menghukum, yang mampu mengikat hidupku didalam dirimu sendiri. Engkau adalah paling besar, lebih besar dari pada diri kusendiri karena aku ada di dalamnya
“Engkaulah yang besar para bakti sekalian…!”
Janganlah engkau kecewa, janganlah engkau merasa kecil di dunia ini. Kerena hanya dirimu yang mampu menjadikan diriku kecil di dalam diri mu sendiri. Bila dirimu lebih kecil dari pada diri ku, tentu engkau ada di dalam diriku sendiri, tetapi karena engkau adalah lebih besar dari pada diri ku, maka aku ada didalam dirimu sendiri. Oleh sebab itu tolonglah jaga aku disana…! 
“Berikanlah aku tempat yang indah di dalam diri mu”
“Jangan engkau meberikan sesuatu yang susah”
“Persembahkanlah apa yang mampu engkau lakukan yang paling hina dan paling sederhana untuk diriku yang ada di dalam”
“Panca indriamu adalah jalan untuk melakukan yadnya kepadaku….!”
“Engkau memandang sesuatu yang indah aku bahagia didalam dirimu”
“Engkau bisa mendengarkan lagu-lagu suci, mendengarkan upanisad, aku senang di dalam dirimu sendiri”
“Engkau mengucapkan kata-kata suci mengucapkan pengetahuan untuk orang lain aku senang di dalam dirimu sendiri”

Tetapi aku gelisah, disaat dirimu tidak meyakini diriku, dan aku tidak senang apa bila engkau melihat sesuatu di dunia ini berbeda dengan dirimu, Aku merasa sedih dan kecewa di dalam dirimu…!, disaat engkau berpikir begitu  menghina dan menghancurkan semua ciptaan ku, dan aku tidak senang disaat engkau membenci ciptaan ku. 

Aku juga tidak senang...!, bila engkau membenci dan mengucilkan saudara-saudaramu yang lahir bersama-sama dengan dirimu sendiri. Tolong para bakti sekalian…!, 

jangan kecilkan kemaha kuasaanku di dalam dirimu. Jangan engkau menghina diriku di dalam dirimu, dengan engkau melakukan tindakan yang bodoh seperti itu.

Para bakti sekalian engkau telah menemukan cara kerjaku.
Aku telah menyaksikan persembahan dan membagikan kebahagiaanku pada hari ini, semoga kalian bahagia.
Lakukanlah pemujaan dengan baik
Lakukanlah secara terus menerus para bakti sekalian
Selamat nak…. selamat



Om Nama Siwaya

Om Namo Narayanaya

Om Namo Budhaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.